 |
| Adakah perlindungan dari pemerintah atas kebangkrutan perjuangan ? |
Sekilas mungkin pertanyaan dari teman-teman dikala dialog sore ini terdengar sangat naif, namun bukan berarti bahwa mereka melempar pertanyaan itu bukan tanpa sebab. Kondisi bisnis yang mereka hadapi dikala ini sangat berat, terutama kewajiban-kewajiban mereka terhadap pemerintah ibarat pajak, tarif listrik, harga gas industri, harga BBM dan juga kewajiban mereka terhadap buruh atas kebijakan UMR/UMK.
Mereka telah berusaha semaksimal mungkin memenuhinya, namun ketika kondisi bisnis yang lesu dikala ini yang menjadikan penjualan merosot tajam serta kewajiban utang yang harus terus mereka penuhi, hal itulah yang menjadikan mereka melempar pertanyaan setengah guyon setengah serius ini.
Kondisi bisnis dikala ini memang sedang tidak "ramah" untuk mereka, kekawatiran mereka akan masa depan perusahaan mereka itulah yang meluncurkan pertanyaan tersebut kepada saya. Sebuah pertanyaan yang tentunya belum dapat saya jawab lantaran memang mungkin belum ada "produk"-nya dikala ini.
Dengan kata lain, mereka ingin mengusulkan adanya upaya take and give yang riil yang dapat mereka rasakan atau setidaknya dapat memotivasi mereka untuk tetap "berdiri tegak" dalam bisnisnya. Bukan ketika mereka dalam kondisi berjuang hidup dan mati dikala ini, tekanan dari pemerintah berupa kenaikan beberapa kewajiban semakin berat.
Informasi di atas dapat disikapi oleh pemerintah sebagai warta dari bawah bahwa dikala ini memang kondisi bisnis sedang tidak aman untuk menyebarkan usaha, dan pemerintah harus segera ambil tindakan untuk membuatnya aman kembali. Tekanan-tekanan kebijakan moneter yang datangnya bersamaan dengan titik sasar yang sama (pelaku usaha) sangat memberatkan para pelaku usaha.
Kami sadar bahwa perlindungan kebangkrutan perjuangan memang tidak ada, tetapi hal ini dapat diartikan bahwa para pelaku usaha, terutama UMKM kami bina, dapat diselamatkan dari kondisi ekonomi yang berat ini dengan memperlihatkan ruang dan waktu untuk mengikuti keadaan dengan keadaan ekonomi dikala ini.