Fasilitas produksi Balai Kemasan sanggup dimanfaatkan rekan-rekan Desainer Freelance. |
Hari Jumat ini, sehabis sekian waktu tertunda untuk ngobrol dengan teman-teman di Balai Kemasan, kesannya kesampaian juga sanggup bertemu dan melihat potensi serta asset yang dimiliki oleh Balai Kemasan. Potensi dan asset yang sanggup dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan kemasan produk UMKM biar mempunyai daya saing yang lebih baik di pasaran.
Kami pahami benar bahwa ketertinggalan kemasan produk yang terjadi pada produk UMKM membutuhkan adanya kerja bareng antar stake holder dalam memecahkannya. Hal ini merupakan kiprah berat semua pihak, baik dari sisi UMKM, konsultan, pemerint, kawan desain kemasan dan kawan produksi kemasan.
Keberadaan Balai Kemasan sesungguhnya merupakan potensi dan sekaligus asset yang sanggup dimanfaatkan secara produktif oleh UMKM, tidak hanya utnuk cetak kemasaran plastik dan kertas, namun sanggup juga melayani desain kemasan dan konsultasi kemasan. Fasiltas peralatan percetakan yang dimilikinya pun kami rasa sudah sangat memadai kalau hanya untuk melayani kebutuhan UMKM.
Fasilitas produksi Balai Kemasan. |
Kelebihan lain dari layanan Balai Kemasan yakni fleksibilitasnya dalam kuantitas, yang mungkin sulit dilakukan oleh perusahaan swasta. Sedikit yang mungkin dianggap kurang yakni dalam desain kemasannya, sebab bahu-membahu desain kemasan di Bali Kemasan sifatnya yakni layanan produksi, bukan produk utama. Namun dalam pertemuan Jumat ini kami berharap bahwa desain merupakan sesuatu yang penting, bahkan lebih penting dari produksi cetak kemasannya itu sendiri, dan harus menjadi item yang berdiri sendiri sehingga desain dari Balai Kemasan sanggup bersaing dengan desainer-desainer freelance.
Peluang Kolaborasi Dengan Desainer Freelance.
Menyikapi hal tersebut di atas, Balai Kemasan berharap sanggup berkolaborasi degnan desainer freelance dalam menggarap kiprah besar peningkatan kualtias kemasan produk UMKM di Jawa Tengah.
Kondisi persaingan desain kemasan semakin ketat dan para desainer freelance kemasan juga dituntut untuk sanggup memperlihatkan layanan "one stop shopping" kepada UMKM. Keberadaan Balai Kemasan akan menjadi kemudahan produksi bagi para desainer freelance.
Dalam dialog kami dengan Bapak Sukeriyanto, kami jaga terinformasikan bahwa mereka sanggup bekerja untuk kuantitas di bawah 1.000 pcs dan kemudahan mereka sangat ready untuk pembuatan cetak kemasan sekunder meskipun mereka juga sangat berharap sanggup load yang lebih baik untuk produk cetak kemasan primer dari pelaku UMKM.
Jika beberapa waktu ini disinyalir bahwa delivery time dari Balai Kemasan cukup lama, maka pada dialog Jumat ini pertanyaan ini kami lontarkan kepada Bapak Sukeriyanto dan mendapat tanggapan bahwa bottle neck-nya ada pada desain. Balai kemasan mempunyai SDM yang terbatas dalam desain kemasan, sehingga keberadaan para desainer freelance yang bersedia berafiliasi dengan Balai Kemasan sangat diharapkan, untuk mengatasi persoalan ini.
Semakin masuk ke dalam permasalahan kemasan UMKM, kami semakin melihat bahwa selama ini memang setiap pihak masih berjalan sendiri-sendiri bahkan cenderung tidak peduli dengan lingkungan bisnisnya. Basis produksi kemasan yang melibatkan para kreatif muda yang mahir dalam desain kemasan dan produsen kemasan sangat perlu diwujudkan secara nyata, sehingga para pelaku UMKM tidak perlu kebingungan mencari gosip dimana sanggup menjasakan desain kemasan maupun memproduksinya.
Rumah UMKM dengan konsep Rumah Kemasan tengah mencoba menfasiitasi gap gosip yang terjadi, dan terus menggandeng setiap komponen penting dalam kemasan produk UMKM untuk berkiprah membangun daya saing produk UMKM di Jawa Tengah.