Bisnis retail sedang memasuki masa-masa sulit. |
Ini ialah saat-saat yang dilematis untuk kami, di satu sisi kami harus sanggup membukakan susukan pasar untuk produk-produk UMKM di pasar moder (retail) tetapi di sisi lain kami menghadapi fakta bahwa ketika ini ialah masa-masa sulit bagi bisnis retail. Mulai ada keraguan di pihak kami untuk melanjutkan kegiatan ini, alasannya ialah dampak pembayaran dari pihak buyer kepada UMKM sanggup terpengaruh bahkan terburuknya tidak terbayar.
Tidak gampang untuk memberikan hal ini kepada para pelaku UMKM, meskipun ketika nanti mereka ada problem degnan pihak pasar modern, mereka niscaya akan tiba kepada kami untuk membombardir kami dengan rangkaian pertanyaan dengan bumbu keluhan. Kami harus sanggup menjelaskan kepada mereka dengan cara yang lebih sederhana alasannya ialah mereka tidak tahu benar situasi perubahan yang terjadi ketika ini.
Pasar ketika ini telah didominasi oleh generasi milenial, sehingga sikap konvensional telah berubah dengan sikap pasar milenial. Inilah yang menciptakan perubahan-perubahan yang terjadi dipasar begitu cepat, terlebih ketika ini kita memang telah memasuki masa transformasi digital. Hal inilah yang memicu banyak perubahan di banyak sekali aspek kehidupan dan gaya hidup.
Awalnya menurunnya penjualan di bidang retail ialah dikarenakan penurunan daya beli masyarakat. Mungkin benar, tetapi mungkin juga hal ini bukan penyebab yang lebih banyak didominasi alasannya ialah menurut penelitian pendapatan perkapita tidak mengalami penurunan, justru ada kenaikan meskipun tipis. Namun kalau kenaikan ini dicermati, bukan terjadi pada pasar menengah ke bawah yang mendominasi pasar melainkan pasar menengah ke atas.
Ada dugaan bahwa pembeli offline sudah beralih ke online, tetapi ketika dilihat dari data statistik justru penjualan online pun mengalami penurunan sehingga teori ini perlu ditinjau kembali. Teori ini justru berkorelasi dengan dengan menurunnya daya beli masyarakat, meskipun ternyata bukan problem yang mendominasi.
Ternyata ada fakta lain yang tumbuh pesat di luar dugaan, yaitu bisnis pariwisata. Hal ini yang menjawab pertanyaan saya sebelumnya, mengapa pertumbuhan hotel sedemikian pesat? Ternyata memang demand di bisnis pariwisata ini sangat luar biasa sehingga banyak investor berani berspekulasi dengan kondisi ini. Ya, dan hal ini dibenarkan oleh goresan pena Bapak Yuswohady bahwa kebutuhan pasar telah bergeser, bukan lagi kepada kebutuhan pokok melainkan kepada wisata dan gaya hidup. Inilah fakta yang harus kita sikapi dengan benar, alasannya ialah kalau ditarik benang merah memang imbas "kemudahan" belanja online di bidang pariiwisata ketika ini benar-benar memicu dan memacu laju pertumbuhan bisnis pariwisata. Cepat, gampang dan murah merupakan alasan mengapa orang menentukan layanan travel online.
Alokasi dana untuk pergeseran kebutuhan inilah yang ternyata menjadi lebih lebih banyak didominasi daripada penurunan daya beli yang secara tidak pribadi menghipnotis belanja mereka ke pasar retail. Inlah yang harus disikapi oleh para pelaku perjuangan terutama para pelaku UMKM, terutama dalam menerapkan taktik pemasarannya di masa mendatang.
Orang sudah tidak melulu butuh barang, melainkan pengalaman dan hal ini sanggup menjadi input dalam menyusun taktik marketing. Bundling, edukasi, pertambahan value dan histori sanggup menjadi pertimbangan dalam berstrategi. Saat ini pasar sudah naik setahap, mereka sudah berguru mengenai "nilai" dan "benefit" apa yang mereka dapatkan dari sebuah produk.
Banyak retail modern mulai tutup. |
Kenali pasar retail anda, sebelum anda memasoknya. |
Demikian apa yang sanggup saya share hari ini, agar bermanfaat bagi teman-teman UMKM baik di Jawa Tengah maupun di Indonesia. Tetap semangat, anda sanggup !