ADS

Ketika Pasar Bergeser Ke Pariwisata, Justru Peluang Pasar Di Kawasan Semakin Terbuka

Pasar produk UMKM di kawasan semakin terbuka
Ketika pasar retail menurun, maka beberapa pihak berasumsi bahwa daya beli masyarakat menurun dan pasar bergeser ke online, ternyata perkiraan itu tidak sepenuhnya benar. Daya beli masyarakat masih belum pada posisi yang memprihatinkan dan pasar online pun mengalami penurunan sebagaimana pasar offline. Ternyata yang tumbuh pesat yaitu pasar pariwisata! (Baca: Benarkah Daya Beli Masyarakat Turun?)

DI sini kami melihat ada sebuah kecenderungan pergeseran pasar dari kota besar menuju kota kecil, selama kota kecil tersebut bisa menggarap pasar wisatanya dengan konsep-konsep yang menarik. Hal ini terbukti dengan konsep Pasar Papringan di Desa Ngadiprono, Temanggung. Ketika arus pengunjung wisata sudah mulai memasuki kota-kota kecil, maka peluang pemasaran produk UMKM dari kawasan tersebut akan semakin besar. Jika selama ini pelaku UMKM harus mempromosikan dan memasarkan produk lokal ke kota besar maka kini ini saatnya mereka bisa berjaya di wilayahnya sendiri.

Pentingnya Sebuah Konsep Pariwisata yang Menarik.

Apa bergotong-royong yang dicari para penduduk kota di daerah? Pastinya yaitu sesuatu yang tidak bisa mereka jumpai dalam keseharian mereka, bukan sekedar produk melainkan juga sebuah pengalaman. Seperti apa contohnya: masakan khas kawasan yang hanya ada di suatu daerah, suasana khas daerah, lingkungan yang orisinil dan asri, kesenian dan kebudayaan kawasan yang memungkinkan mereka bisa berbaur di dalamnya, edukasi atas sesuatu hal yang bisa mereka ikuti dan sebagainya.

Dibutuhkan seorang konseptor hebat yang bisa menangkap nilai-nilai kearifan lokal dan bisa mengembangkannya menjadi daya tarik wisata tanpa harus menjadi modern, alasannya "modernisasi" bukan sesuatu yang dicari oleh wisatawan yang notabene sudah jenuh dengan modernisasi. Konsep sustainable, local, original (organic) & wholesome (healthy) akan berlaku untuk konsep-konsep ini.

Belum banyak konseptor yang bisa hadir di daerah, sehingga diharapkan upaya pemerintah untuk merekrut para konseptor untuk membantu konsep-konsep wisata di daerahnya. Kami justru sering pemerintah kawasan menciptakan konsep wisata yang bersifat instruksi, bukan pemberdayaan masyarakat, sehingga balasannya tidak menyerupai yang diharapkan. Akan hadir nanti, konseptor dan jago pemberdayaan masyarakat selain proteksi dan fasilitasi dari pemerintah daerah.

Banyak potensi yang bisa digarap, misalnya: bagaimana menjual "kehidupan" nelayan kepada wisatawan dimana wisatawan bisa ikut mencicipi kehidupan menjadi seorang nelayan dengan cara tinggal di kampung nelayan (yang tentunya sudah ditata sesuai kebutuhan pariwisata), ikut melaut bersama nelayan (tentunya dengan pertimbangan safety bagi wisatawan), ikut melelang ikan di pasar ikan yang nantinya akan dikelola juga sebagai pusat masakan maritim yang menjadi daya tarik wisatawan.

Harus ada yang melakukannya, alasannya kita melihat Indonesia kaya akan potensi menyerupai ini. Setelah konsep ini bisa diterapkan dengan sistem pemberdayaan masyarakat, maka upaya promosi pun perlu mendapat porsinya. Saat ini teknologi digital sudah banyak kiprahnya dalam promosi sehingga teknologi digital bisa dimanfaatkan. 

Peluang Pemasaran Produk UMKM Terbuka.

Kendala pemasaran produk UMKM yaitu pada "produk"-nya, "pasar"-nya dan juga "branding"-nya. Masalah di produk yaitu pada legalitas dan kualitasnya, baik produk maupun kemasannya. Masalah pasar yaitu problem mereka tidak bisa melaksanakan segmentasi, targeting dan positioning produknya, dan selebihnya lagi problem distribusi. Masalah branding tentunya lebih kepada bagaimana pelaku UMKM bisa melaksanakan komunikasi dengan pasar.

Masalah distribusi akan banyak terselesaikan ketika pasar justru tiba ke pusat produksi dengan daya tarik wisata ini, termasuk juga problem branding juga sedikit banyak terpecahkan di sini. Peluang pemasaran produk UMKM di kawasan aslinya akan terbuka dengan cara menyerupai ini. Kesempatan berbisnis bagi pihak pedagang di kawasan juga terbuka, mereka bisa membuka toko buah tangan di wilayahnya sendiri.

Jadi bergotong-royong pergeseran pasar yang terjadi dikala ini, kalau disikapi secara positif juga bisa membangun peluang yang ada di daerah. Sudah saatnya terjadi pemerataan kemakmuran dari kota besar ke kota kecil.








Subscribe to receive free email updates:

ADS