Promosi HP terbaru di Film Korea |
3 hari bed rest di rumah, memaksa saya harus mencermati film-film Korea yang diputar istri saya selama saya berbaring sakit. Mungkin ini ialah salah satu cara saya belajar yang paling efektif, yaitu berguru dari pengalaman-pengalaman para expert di bidangnya. Meskipun saya tidak bisa berinteraksi dengan pencipta film (movie) ini namun karyanya banyak menginspirasi orang untuk mempelajari bagaimana mereka membawa banyak sekali merk sponsor tanpa harus terlihat "berjualan".
Movie ialah bahasa audio visual yang dibangun untuk melibatkan emosional pemirsanya, dan ketika ketika ini pasar cenderung personal dan emosional maka media movie jadi semakin efektif untuk berpromosi. Lihat betapa orang terbawa emosional kepada tokoh antagonis dan protagonis. Simpati menempel pada tokoh protagonis dan menjalar kepada semua assesories yang dikenakannya, mulai dari handphone hingga dengan kendaraaan. Tetapi kadang apa yang dikenakan oleh tokoh antogonis pun banyak yang meminatinya, semua tergantung bagaimana kadar antagonis yang dimainkannya.
Ya, ketika ini "cerita" atau konten memang sudah menjadi tuntutan dalam memberikan komunikasi brand kepada pasar dan kebetulan yang saya ceritakan di atas ialah dengan media movie. Film Korea cukup membantu penjualan brand-brand kenamaan negara mereka menyerupai Samsung, Hyundai dan sebagainya. Namun hal ini belum banyak dilakukan di Indonesia, karena seolah film-film di Indonesia "terpisah" dari dunia komersial.
Dari uraian di atas, saya belajar bagaimana ketika ini pasar ingin lebih mendapat "intensi" dalam eksplorasi "nilai" dari produk melalui media yang bisa memberikan bahasa "emosional". Tidak harus dengan movie, melainkan bisa dengan bahasa audio visual yang lain. Mengapa harus media audio visual? Karena media ini yang bisa menggabungkan banyak sekali indera dan mampu lebih berinteraksi dengan emosional pemirsa. Saya berguru bahwa untuk promosi produk UMKM ke depan diharapkan konten audio visual yang mampu menunjukkan "pengalaman emosional" kepada konsumen.
Ketika media promosi yang diminati ketika ini adalah instagram dan YouTube maka apa yang saya sampaikan di atas memang sudah semestinya dilakukan oleh UMKM. Tidak hanya sekedar video, melainkan ada sentuhan yang emosional melalui ilustrasi dan skill visual grafis yang cantik. UMKM harus belajar bagaimana memberikan pesan-pesan nilai dari produknya melalui video di instagram dan YouTube dengan baik, alasannya ialah hingga kini konten yang kompeten dan konsisten ialah senjata paling ampuh dalam mendapat perhatian dari pasar.
Movie ialah bahasa audio visual yang dibangun untuk melibatkan emosional pemirsanya, dan ketika ketika ini pasar cenderung personal dan emosional maka media movie jadi semakin efektif untuk berpromosi. Lihat betapa orang terbawa emosional kepada tokoh antagonis dan protagonis. Simpati menempel pada tokoh protagonis dan menjalar kepada semua assesories yang dikenakannya, mulai dari handphone hingga dengan kendaraaan. Tetapi kadang apa yang dikenakan oleh tokoh antogonis pun banyak yang meminatinya, semua tergantung bagaimana kadar antagonis yang dimainkannya.
Ya, ketika ini "cerita" atau konten memang sudah menjadi tuntutan dalam memberikan komunikasi brand kepada pasar dan kebetulan yang saya ceritakan di atas ialah dengan media movie. Film Korea cukup membantu penjualan brand-brand kenamaan negara mereka menyerupai Samsung, Hyundai dan sebagainya. Namun hal ini belum banyak dilakukan di Indonesia, karena seolah film-film di Indonesia "terpisah" dari dunia komersial.
Dari uraian di atas, saya belajar bagaimana ketika ini pasar ingin lebih mendapat "intensi" dalam eksplorasi "nilai" dari produk melalui media yang bisa memberikan bahasa "emosional". Tidak harus dengan movie, melainkan bisa dengan bahasa audio visual yang lain. Mengapa harus media audio visual? Karena media ini yang bisa menggabungkan banyak sekali indera dan mampu lebih berinteraksi dengan emosional pemirsa. Saya berguru bahwa untuk promosi produk UMKM ke depan diharapkan konten audio visual yang mampu menunjukkan "pengalaman emosional" kepada konsumen.
Ketika media promosi yang diminati ketika ini adalah instagram dan YouTube maka apa yang saya sampaikan di atas memang sudah semestinya dilakukan oleh UMKM. Tidak hanya sekedar video, melainkan ada sentuhan yang emosional melalui ilustrasi dan skill visual grafis yang cantik. UMKM harus belajar bagaimana memberikan pesan-pesan nilai dari produknya melalui video di instagram dan YouTube dengan baik, alasannya ialah hingga kini konten yang kompeten dan konsisten ialah senjata paling ampuh dalam mendapat perhatian dari pasar.