Kreativitas Mengelola Kegagalan. |
Kata gagal seolah memiliki seolah terasa berat disandang, seolah citra negatifnya tidak termaafkan. Sementara saudaranya, "sukses", mendominasi gambaran yang sebaliknya. Padahal kedua bersaudara ini seringkali hadir bergantian, seperti siang dan malam. Hanya problem contoh pikir dan bagaimana kita menyikapinya saja yang membuatnya demikian.
Sebagai sumber edukasi, gagal dan sukses sebenarnya mempunyai bobot yang sama namun ketika contoh pikir kita sudah menempatkan sukses adalah lebih baik maka yang sering hadir dalam setiap edukasi adalah dongeng sukses, alasannya lebih menjual daripada cerita gagal.
Best practise (kiat) menjadi sukses pun tidak pernah terlepas dari rangkaian kegagalan, yang dibungkus cerita cantik sebuah kesuksesan. Toh apa yang akan dilihat oleh audience yakni kulitnya saja, tanpa mereka dapat mencicipi perjalanan panjang dan berat yang dialami oleh pemilik cerita.
Ketika ada beberapa pemula bisnis yang datang kepada kami dan bercerita mengenai perjalanan usahanya yang silih berganti bidang, dan bertanya mengapa mereka selalu gagal dalam memulai usaha yang sering saya dapati faktasnya adalah:
- Mereka tidak tahu benar apa yang bergotong-royong mereka inginkan dan apa yang telah mereka miliki (potensi dan asset) dikala ini.
- Mereka tidak paham benar (secara detail) bisnis yang mereka jalankan sekarang, bahkan seringkali mereka berbisnis alasannya melihat orang lain sukses berbisnis hal yang serupa.
- Mereka tidak sabar untuk menunggu pelajaran hingga selesai, atau dengan kata lain mereka mengakhiri perjalanan dikala semua rangkaian bisnis gres mereka jalankan setengah atau bahkan kurang dari setengahnya.
- Mereka hanya melihat pada hasil simpulan berupa "nominal" yang akan mereka dapatkan, dan mereka lupa bahwa pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan adalah konversi dari uang yang telah mereka keluarkan selama ini.
- Mereka berjalan sendiri, seolah bisnsinya hanya miliknya sendiri bukan untuk orang lain.
Kegagalan bagi kami yakni pin yang menandai bahwa kita harus menghindari atau melaksanakan sesuatu lebih dari semula dan memperbaiki keputusan-keputusan yang keliru sebelumnya. Berarti kegagalan yakni sumber info perbaikan kita ke depan, dan dengan sistem "ganjal" (step by step) maka dengan ketekunan dan kesabaran kita akan mampu mencapai etape-etape perjalanan yang kita rencanakan.
Adalah perlu kita menulis cetita kegagalan kita dalam buku pribadi kita, karena pada suatu dikala nanti buku ini akan berisi dongeng yang lengkap perihal sebuah dongeng sukses di masa mendatang yang mungkin nilai buku ini dapat membayar apa yang menjadi konsekwensi kegagalan anda di masa lalu. Pengalaman ini adalah asset intangible yang bernilai tinggi yang perlu dipikirkan oleh orang-orang yang mempunyai cita-cita besa di masa depan. Sukses!