ADS

Haruskah Produk Umkm Masuk Ke Jaringan Retail Modern?

Produk UMKM tidak harus selalu dipasarkan ke jaringan retail modern Haruskah Produk UMKM Masuk Ke Jaringan Retail Modern?
Produk UMKM tidak harus selalu dipasarkan ke jaringan retail modern.

Kasak-kusuk perihal beberapa permasalahan supply produk UMKM di jaringan retail modern sudah sering kami dengar, mulai dari duduk masalah tempo pembayaran dan proses penagihannya, barang retur, pajak bagi supplier PKP dan sebagainya. Ada sementara UMKM yang mengiyakan permasalahan ini namun ada juga yang menyangkal permasalahn tersebut, namun harus diakui banyak yang mengiyakan permasalahan di atas.

Beberapa UMKM binaan kami sebelum masuk jaringan retail modern selalu kami tanyakan apakah memang harus ke retail modern? Apakah tidak ada alternatif pasar yang lain? Pada beberapa klien yang terakhir kami jusru mengajak mereka menyebarkan konsep membangun pasar mereka sendiri dengan konsep yang kretif.

Biasanya ada beberaoa daftar pertanyaan yang sering saya usikan kepada para UMKM ketika mempunyai impian masuk ke pasar modern, antara lain:
  1. Apakah produk mereka memang harus masuk retail modern? Tidakkah ada alternatif lain? Para pelaku UMKM harus benar-benar memahami huruf produk dan segmen pasar untuk produknya sebelum tetapkan untuk menentukan pasar modern untuk menjadi channel distribusi produknya. Pastkan produk-produk yang fast moving saja yang diarahkan ke pasar modern, menyerupai produk-produk kebutuhan pokok yang niscaya dibeli customer.
  2. Apakah mereka sudah mencermati siapa pengunjung dan pembeli retail modern tersebut sebelum menentukan retail sebagai channel distribusinya? Karena setiap retail modern mempunyai segmen pasar masing-masing. Mengenali pasar retail modern tersebut merupakan hal yang paling fundamental bagi para pelaku UMKM yang ingin memasok retail modern.
  3. Setelah dua hal tersebut di atas, maka yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM yaitu mengenai kualitas produk dan daya tahan produk selama dalam distribusi dan penyimpanan. Produk yang fast moving dan tahan usang mengatakan peluang yang minimum terhadap rugi akhir adanya sistem retur dari retail modern, bila diharapkan tarik barang sendiri sebelum mendekati basi sehingga masih sempat dipasarkan di pasar tradisional sebelum masa basi mendekati batas.
  4. Apakah sudah diperhatikan kemasan produknya? Apakah kemasan tersebut akan bisa mengatakan efek ketertarikan kepada customer? Desain kemasan produk di retail modern harus benar-benar anggun alasannya kesempatan menarik perhatian customer yaitu pada kemasan produknya.
  5. Apakah HPP dan Harga Jual sudah diperhitungkan dengan benar? Apakah profitnya cukup kondusif untuk pembayaran mundur dan beban biasa distribusi ke gudang dan penagihan?
  6. Apakah sudah memperhitungkan modal perjuangan dengan proyeksi cash flow sebagai efek dari pembayaran tempo dari retail modern. Banyak sekali pelaku UMKM "terbenam" dalam permasalahan ini alasannya kehabisan modal dalam perjalanan, sebelum tagihan dari retail modern cair.
  7. Jika pelaku UMKM yaitu PKP maka beban pajak 10% akan menjadi hal yang serius bagi cash flow UMKM, alasannya beban pajak tersebut yaitu sepenuhnya 10%, alasannya untuk UMKM yang yaitu adalah PPN out sementara PPN in tidak ada sehingga selisihnya yaitu tetap 10%. Kadang masih lebih menguntungkan bila memasok retail modern sebagai perusahan non PKP.
  8. Apakah pelaku UMKM sudah mempunyai kemampuan manajemen yang baik, terkait dalam penerimaan PO, produksi, supply dan pengiriman barang serta penagihannya? Banyak tragedi pembayaran bermasalah alasannya pelaku UMKM tidak mempunyai sistem manajemen yang baik.
  9. Apakah pelaku UMKM bisa membaca kontrak dengan baik?Apakah produk dan usahanya telah mempunyai legalitas yang lengkap dan semua legalitas dalam kondisi valid?
  10. Apakah pelaku UMKM sudah mantap dengan plihannya? Apakah tidak ada alternatif lain untuk memasok vendor yang sudah ada saja?
Beberapa pertanyaan fundamental tersebut akan kami tanyakan kepada para binaan kami sebelumnya, supaya pada kesannya mereka mempunyai persiapan yang "sangat" matang sebelum mereka menjadi vendor retail modern. Tugas kami yaitu supaya mereka terbiasa mempersiapkan dan merencanakan bisnisnya dengan matang sehingga akibat-akibat yang negatif bisa lebih minimum.

Haruskah ke Retail Modern?


Banyak yang beranggapan bahwa retail modern atau pasar modern mempunyai efek pengembangan merk yang lebih baik dari pasar tradisional namun bagi kami untuk sementara waktu yaitu melihat efek ini dari volume penjualan mereka di pasar modern. Jika penjualan mereka di pasar modern volumenya kecil, maka efek pengembangan merk di pasar modern tidaklah signifikan. Apalagi ketika produk UMKM sudah masuk di pasar modern, si pemilik merk tidak melaksanakan perjuangan apa-apa dalam mempromosikan produknya.

Sebenarnya ada alternatif lain, sama-sama menggarap pasar modern, yaitu eCommerce atau pasar online. Pasar ini relatif lebih menguntungkan produsen (penjual) alasannya disamping pembayaran cash juga memperlihatkan jangkauan yang luas. Memang tidak semua produk bisa di-online-kan namun dengan kreativitas teknologi maka hampir semua produk bisa ditawarkan secara digital.
Sebagai produsen, pelaku UMKM perlu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan positioning yang tepat, bahwa mereka tidak mencari end user melainkan mencari reseller, biro atau disributor. Di pasar online pun mereka seharusnya menentukan penjualan partai besar supaya rantai perdagangan bisa lebih panjang dan kesempatan orang untuk terlibat dalam bisnisnya bisa lebih besar. Seringkali para produsen justru berkutat dengan penjualan retail ke end user yang memakan waktu dan tenaga mereka dalam pemasaran, hal ini perlu dibenahi. Ecommerce sangat cocok untuk pedagang atau reseller/agen/distributor bukan untuk produsen langsung. 

Masih ada peluang lain lagi dalam sebgai alternatif, yaitu mengincar pasar khusus atau membangun market sendiri menurut kemampuan kita membangun peluang kebutuhan dari customer. Konsep ini memang cukup "berat" bagi para pelaku UMKM namun hal ini yang dikala kini kami kembangkan untuk UMKM-UMKM yang sudah siap berkembang dan sekaligus membangun brand-nya.

Terakhir, jangan lupa menggarap pasar tradisional alasannya pasar ini justru semakin ditinggalkan oleh para pelaku UMKM padahal prospeknya anggun dan pembayarannya bisa cash. Dengan konsep yang menarik pelaku UMKM bisa menjadi "bintang" di pasar tradisonal dan bahkan bisa menjadi besar dari pasar tradisional.




 



Subscribe to receive free email updates:

ADS