ADS

Berburu Tenun Lurik Di Klaten Dan Yogyakarta

Workshop LURIK PRASOJO di Pedan, Klaten
Butuh keseimbangan dalam pelatihan UMKM yang kami lakukan, alasannya yaitu selama ini kami banyak sibuk dengan produk pangan maka dalam jadwal final tahun yang agak longgar ini kami ingin melihat produk non food yang ketika ini banyak ditanyakan oleh pasar. Produk apakah tersebut? Tenun lurik, dan beberapa nama produsen memang sudah kami kenal yang selanjutnya akan kami jadikan sasaran kunjungan kami di final ahad ini.

Lurik Prasojo yaitu sasaran pertama kami, alasannya yaitu kami ingin melihat dari akrab produksi tenun lurik yang ketika ini mulai berkurang di pusat tenun Pedan, Klaten. Fasilitas produksi yang juga dilengkapi dengan outlet penjualan ini merupakan tempat yang ideal untuk kami kunjungi, apalagi kami memang telah mengenal produsen ini semenjak lama. Lurik Prasojo sendiri telah mengawali bisnis semenjak tahun 1950 dan masih bisa bertahan hingga kini alasannya yaitu bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar.

Kemampuan mereka dalam melaksanakan kombinasi materi tenun, lurik dan batik menjadi salah satu kiat dalam bertahan dalam bisnis ini. Tenun lurik ketika ini tidak sekasar jaman dahulu, bahkan motifnya pun sangat beragam. 

Kombinasi tenun lurik yang menawan.

Bertahan semenjak tahun 1950
Sama menyerupai batik, tenun lurik juga merupakan warisan dari generasi sebelum-sebelumnya dan Pedan merupakan pusat tenun yang kita kenal. Namun jikalau dibandingkan dengan 10 - 15 tahun lalu, ketika kami masih sering tiba ke Pedan untuk membeli kain tenun ATBM maka kami melihat banyak banyak pemain yang sudah tutup dan hanya tinggal beberapa pengrajin yang bisa bertahan.

Perlu upaya promosi dan mengangkat tenun lurik kembali berdiri menyerupai dulu. Bahan baku, desain dan cara pemasarannya pun harus banyak menyesuaikan diri dengan perubahan pasar yang terjadi sekarang. 

Untuk desain, dalam hari yang sama kami juga akan melihat salah satu desainer tenun lurik yang cukup dikenal di Yogyakarta, yaitu Lulu Lutfi Labibi di tempat Pekaten, Kota Gede - Yogyakarta. Kami akan melihat bagaimana demam isu fashion dengan materi baku tenun lurik ketika ini di studio Lulu Lutfi Labibi yang sering megikuti ekspo fashion di kiblatnya fashion dunia di Paris.

Stuio unik Lulu Lutfi Labibi

Koleksi Lulu Lutfi Labibi
Studio berkonsep vintage ini seakan menyatu dengan koleksi busana tenun lurik
Setiap bisnis mempunyai konsep yang berkarakter kuat, yang bisa menjadi magnet bagi pengunjung.
Di studio Lulu Lutfi Labibi ini, harus kami akui desain-desainnya sangat berbeda jauh dengan apa yang sering saya lihat pada karya-karya pelaku UMKM yang sering mengikuti ekspo di Jawa Tengah. Sudah saatnya para pelaku UMKM berkolaborasi dengan para desainer yang mempunyai pemahaman bahan, demam isu dan fashion yang lebih baik dari pelaku UMKM yang berbasis pada produksi.

Kami sering melihat bahwa para produsen batik dan tenun menjadi fashion desainer dadakan dengan latar belakang pengentahun mengenai fashion yang masih sangat kurang. Serahkan pada ahlinya, mungkin yaitu istilah yang sempurna untuk mengomentari problem ini. Bagaimana kami melihat produk hasil dari desainer ini benar-benar mempunyai kelasnya meskipun materi yang digunakan untuk menciptakan produk tersebut yaitu sama. 

Studio kecil Lulu Lutfi Labibi ini benar-benar telah menjadi daya tarik sendiri untuk dikunjungi para penggemar fashion berbahan tenun lurik, alasannya yaitu memang berbeda dari kebanyakan yang ada di ekspo lokal. Kami terkesan dengan produk-produknya, terutama ketika membeli produk tersebut yang dikemas dengan sangat menarik dan menghargai pelanggannya.


 


Subscribe to receive free email updates:

ADS