ADS

Retail Modern, Tantangan Yang Harus Dijawab Oleh Umkm.

Retail modern, tantangan yang harus dijawab oleh UMKM.
Belanja modern menjadi sebuah animo yang akan terus berlanjut, baik belanja offline modern maupun belanja online. Jika dahulu orang berbelanja di pasar tradisional, maka dalam sepuluh tahun terakhir orang cenderung menentukan berbelanja di outlet retail modern yang akrab dengan rumahnya. Apakah kita akan bisa membendung kecenderungan ini?

Di sisi lain, saat menunjukkan pembekalan pemasaran produk UMKM beberapa UMKM "yang kurang sukses" pemasarannya di retail modern mempunyai alasan yang berpengaruh untuk menunjukkan sharing kepada UMKM lain yang belum pernah mempunyai pengalaman supply ke retail modern bahwa aneka macam kerugian yang mereka dapatkan saat supply ke pasar modern.

Tetapi kami pun banyak ketemu dengan beberapa UMKM yang telah usang menjadi vendor dan supplier retail modern dan mereka pun bisa berkembang dan bertumbuh. Nah, mana yang benar dan mana yang salah ini?

Retail Modern Adalah Sarana Branding Produk UMKM.

Akan sulit bagi kami untuk menyampaikan mana yang benar dan mana yang salah, semua mempunyai alasan yang kuat. Oleh lantaran itu lebih baik kita melihat kembali tujuan UMKM menjadi supplier atau vendor retail modern.

Jika tujuan utamanya ialah sales, mungkin untuk merk yang belum dikenal masyarakat maka penjualan yang mereka harapkan tidak akan sesuai dengan impian mereka terlebih saat mereka pun pasif dalam melaksanakan promosi bahwa produk mereka sudah bisa didapatkan di retail modern tersebut. Tetapi jikalau tujuan mereka ialah promosi dan branding di retail modern, maka mereka telah mengambil langkah yang benar.

Informasi pasar ialah hal yang sangat penting dan mahal bagi produsen. Terutama gosip mengenai segmen pasar yang sempurna untuk produk mereka, bahkan banyak perusahaan besar rela mengeluarkan anggaran survey yang besar untuk memahami segmen dan sasaran pasar mereka.

Bahkan untuk jenis produk yang fast moving sekalipun, jikalau merk mereka belum dikenal luas oleh masyarakat maka produk mereka yang telah terdisplay di retail modern pun tidak bisa mendapat penjualan yang sesuai harapan.

UMKM benar-benar dituntut untuk memahami retail modern yang cocok untuk produk mereka, lantaran setiap retail modern mempunyai segmen pasar yang berbeda-beda. Bahkan untuk retail modern yang sama, tetapi lain lokasi, segmen yang dilayani berbeda.

Oleh lantaran itu jikalau mau menjawab tantangan, maka UMKM harus melihat retail modern sebagai sarana branding produk mereka. Jika produk mereka telah cukup dikenal luas oleh masyarakat melalui upaya promosi yang terus mereka lakukan, maka produk mereka selanjutnya akan mendapat banyak laba jikalau dijual di pasar modern. 

Kebanyakan UMKM Salah Dalam Melakukan Perhitungan Harga Jual Di Retail Modern.

Sebenarnya risih juga jikalau setiap kali mendengar keluhan UMKM yang menyampaikan mereka rugi saat melaksanakan supply ke retail modern. Bukankah harga supply mereka yang tentukan? Bukankah gosip biaya tambahan, listing fee dan pembayaran tempo telah diinformasikan sebelumnya?

Jika gosip tersebut telah mereka miliki seharusnya, mereka bisa berhitung dengan harga yang sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut dan seharusnya tidak rugi kecuali mereka memang tidak menguasai taktik harga tersebut.

Kebanyakan UMKM Tidak Proaktif dan Komunikatif Dengan Pihak Retail Modern.

Fakta lain yang sering kami temui di lapangan ialah UMKM tidak proaktif bertanya dan berkomunikasi dengan pihak retail modern wacana mekanisme memasok dan tata cara penagihan yang diberlakukan. Hal-hal semacam ini seringkali yang menyebabkan hambatan dalam pembayaran di retail modern.

Ketika hal ini kami konfirmasikan dengan vendor dan supplier yang sudah usang berhubungan dengan retail modern, kiat sukses mereka ialah dengan cara menjalin kekerabatan yang baik dengan pihak buyer dari retail modern tersebut.

Kebanyakan UMKM Tidak Tahu Bahwa Produk Mereka Bukan Produk Fast Moving.

Sudah sering disinggung oleh para buyer retail modern saat kami pertemukan dengan para pelaku UMKM. Mereka mencari produk UKMM yang fast moving, atau yang perputarannya cepat atau yang paling banyak diperlukan oleh masyarakat. 

Tetapi lantaran kurang terang dan memahami hal tersebut, maka seringkali UMKM tidak mau memahami bahwa produk mereka tidak cocok untuk retail modern tersebut lantaran bukan produk fast moving dan tetap memaksakan diri untuk masuk retail modern. Hal inilah yang sering memicu pengalaman jelek mereka dengan menjadi vendor dan supplier retail modern.

Demikian apa yang bisa kami sharing untuk teman-teman UMKM Yang berkeinginan jadi vendor dan supplier retail modern. Sukses!

 

Subscribe to receive free email updates:

ADS