ADS

Belajar Social Media Marketing

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Belajar Sociak Media Marketing
Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan, baik dari sisi SDM maupun dari sisi anggaran operasional. Meskipun boleh dikatakan saya bukanlah seorang yang jago dalam digital marketing namun setidaknya acara SEO (Serach Engine Optimization) dan SMM (Social Media Marketing) banyak membantu saya dalam mengakses buyer, berkomunikasi dan memasarkan produk-produk yang diharapkan oleh buyer.

Banyak informasi pasar saya dapatkan dengan cukup bermain-main di depan lap top dan gadget yang saya miliki. Setidaknya saya semakin gampang terkoneksi dengan mereka, dan gampang dijangkau melalui internet.

Ada sementara pihak menyampaikan bahwa social media itu sarana pemasaran yang terlalu dibesar-besarkan alasannya yaitu banyak para pelaku digital marketing yang tidak bisa mencapai impian mereka, dan kadang harus mengalah dalam hitungan bulan ketika usahanya memasarkan suatu produk melalui social media tidak terlalu posifif hasilnya.

Sebetulnya bukan duduk perkara social medianya yang kurang anggun melainkan bagaimana cara mereka menggunakannya. Banyak para pelaku digital marketing justru terjebak di jalur yang salah dalam memakai social media. Biasanya mereka melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
  • Buat akun, hiasi dengan foto & lengkapi profilnya.
  • Buat post yang menarik untuk mendapat like/follower.
Ternyata itu saja belum cukup sehingga apa yang anda lakukan dan upayakan seolah sia-sia, berikut ini yaitu beberapa panduan bagaimana taktik pemasaran social media yang sesungguhnya. 

1. Tentukan SATU social media utama

Satu, dan tidak lebih.Mengapa cuma satu? Bukannya lebih banyak lebih bagus?
Memang betul. Idealnya semakin banyak kita muncul di hadapan orang lain, akan semakin cepat kita dikenal tetapi ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan, yaitu:
  1. Waktu
  2. Biaya
  3. SDM
  4. Pengetahuan
Jika anda tidak punya duduk perkara dengan keempatnya, silahkan pilih lebih dari 1.

Social media marketing tidaklah sederhana. Bukan cuma sekedar posting yang lucu dan menarik atau upload gambar atau video yang bagus. Dan yang terpenting, tidak diotomatiskan dari social media A ke B.

Anda akan sadar alasannya dalam ulasan selanjutnya.Intinya, anda sebagai pemain gres tidak akan bisa eksklusif aktif di banyak social media sekaligus. Ini justru akan berdampak buruk.

Karena itu, pilih social media berdasarkan:
  • Ukuran: lebih besar lebih baik, tapi belum tentu
  • Audiens: dimana lebih banyak didominasi orang-orang yang anda targetkan
  • Konten: daerah yang efektif untuk video, gambar/foto, teks tidak sama
Mari kita bahas satu per satu.

Ini grafik penggunaan social media di Indonesia dari We Are Social:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
We are Social

Facebook menempati posisi tertinggi sebagai social media dengan jumlah pengguna terbanyak, disusul oleh Twitter. Lebih lanjut, grafik berikut yaitu grafik penggunaan social media di Indonesia menurut rentang umur (2013): Tetapi ketika ini penggunaan twitter sudah turun cukupo banyak alasannya yaitu orang beralih ke instagram.
Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Ini yaitu data tahun 2015, Instagram mengalami perkembangan pesat sehabis 2016.

Dari 2 grafik ini, terlihat bahwa Facebook merupakan social media yang paling superior dibandingkan beberapa tentangan yang lain. Apakah ini artinya Facebook paling bagus? Bisa jadi, tapi belum tentu.

Ukuran dan umur memang 2 faktor utama dalam menentukan social media untuk keperluan pemasaran. Dalam hal ini, Facebook dan Twitter lebih unggul namun itu di tahun 2015 sementara semenjak tahun 2016 Instagram telah menyodok Twitter dan menjadi sangat superior.

Tapi ini masih dipengaruhi lagi oleh audiens dan industri anda. Untuk semakin memastikan pilihan anda, mari kita lihat karakteristik dari masing-masing social media:

Gunakan Facebook kalau:


Anda tidak ingin ambil pusing. Hampir semua orang ada di Facebook dalam banyak sekali minat dan usia. Kemungkinan besar sasaran pasar anda juga ada di Facebook.

Tetapi alasannya yaitu volume yang sangat besar, Facebook punya filter yang ketat. Secara organik, hanya kurang dari 1% dari orang yang mengikuti Page anda akan berinteraksi.

Maka dari itu, anda mungkin akan sangat mengandalkan iklan.

Selain itu, jenis konten di Facebook lebih beragam. Ada banyak pilihan mulai dari sekedar teks, gambar, video, dan link. Kalau anda memanfaatkan Facebook, ada baiknya anda tidak fokus hanya di salah satu jenis.

Terakhir. Frekuensi konten di Facebook rendah, tapi kualitasnya harus tinggi. 

Gunakan Twitter kalau:

(Meskipun ketika ini sudah tidak begitu diminati) 
Target pasar anda berusia muda. Seperti grafik di atas, Twitter lebih terkenal di golongan usia 18-35 tahun. Lebih dari itu, sangat jarang yang memakai Twitter. (Tetapi golongan usia semakin usang akan semakin merata).

Di satu sisi, pengguna Twitter Indonesia lebih tertarik dengan konten-konten singkat dan bersifat santai. Di sisi lain, banyak pula pengguna Twitter yang lebih suka dengan link ke website.

Jadi, lihat kembali apa yang anda pasarkan dan seperti apa konten anda. Kalau apa yang anda promosikan bisa dikonsumsi dalam 140 aksara atau bisa menarik orang lain untuk mengunjungi website anda, gunakan Twitter. Karena tidak ada filter, menjangkau follower di Twitter lebih gampang dibandingkan Facebook. Maka dari itu, frekuensi konten di Twitter sebaiknya lebih tinggi daripada Facebook.

Gunakan Instagram kalau:

Apa yang anda pasarkan bisa disajikan dalam foto dan video yang indah. Kalau anda tidak bisa menyediakan foto yang indah atau kalau sesuatu yang anda pasarkan tidak bisa dijadikan foto, jangan gunakan Instagram.

Golongan usia di Instagram juga ketika ini lebih rendah. Berdasarkan grafik di atas, pengguna Instagram di Indonesia yang berusia lebih dari 45 tahun hampir tidak ada. Instagram mudah untuk dikelola bersama Facebook atau Twitter.

Ini alasannya yaitu konten di Instagram sebagian besar hanya berupa gambar. Gambar yang anda upload di Instagram bisa digunakan kembali untuk konten di Facebook atau Twitter.
Selain itu, tingkat interaksi oleh follower di Instagram jauh lebih tinggi.

Gunakan Google+ kalau:

Anda punya konten di website dan ingin mendapat peringkat tinggi di Google. Yang unik dari Google+, ketika follower anda memakai Google Search maka hasil pencarian dari orang-orang yang mereka follow akan mendapat peringkat lebih tinggi.

Jadi meskipun Google+ tidak ramai, tapi masih layak untuk dipakai. Dalam beberapa industri, ada komunitas di Google+ yang jauh lebih aktif daripada Facebook. Sebaiknya anda coba mencari komunitas ini, kalau ada.

Gunakan LinkedIn kalau:

Anda yaitu B2B, bisnis ke bisnis. Bukan B2C, bisnis ke konsumen. Dengan kata lain, gunakan LinkedIn kalau sasaran pasar anda yaitu bisnis, bukan perorangan. Ini karena LinkedIn dipenuhi oleh para profesional dan pemilik bisnis.


2. Tetapkan kepribadian yang anda gunakan

Kalau anda mengikuti beberapa akun merk di social media, akan niscaya sadar bahwa kepribadian dari akun-akun tersebut berbeda. 

Ada yang santai:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Contoh akun yang santai.


Ada yang serius:
Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Contoh akun yang serius

Tidak ada yang salah, keduanya bagus. Tapi ada 2 hal yang harus diperhatikan:
  • Mana yang mencerminkan bisnis anda
  • Mana yang sempurna untuk audiens anda
Terutama alasannya yaitu di Indonesia kita punya bahasa baku dan bahasa pergaulan. Pastikan anda menentukan yang tepat, dan gunakan secara konsisten. Kalau sasaran pasar anda berusia dewasa, akan abnormal kalau memakai bahasa yang terlalu santai.

Oh ya, ‘serius’ bukan berarti ‘kaku’.

Kata-kata yang anda gunakan di social media akan mencerminkan bisnis anda. Tidak ada yang suka berteman dengan orang yang bicaranya kaku menyerupai robot.

Ini beberapa kepribadian yang harus anda tentukan di awal:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing

Untuk menentukan kepribadian mana yang sebaiknya anda gunakan, jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
  1. Kalau merk anda yaitu manusia, menyerupai apa kepribadiannya?
  2. Seperti apa karakter dan gaya bicara dari audiens anda?
  3. Seperti apa hubungan yang ingin anda bangun dengan mereka?
  4. Apa tujuan konten anda? Kepribadian apa yang sempurna untuk konten tersebut?
  5. Kesan apa yang ingin anda peroleh dari orang lain?
3. Strategi konten untuk social media

Inilah pecahan terpenting dalam social media marketing. Tanpa mempunyai konten yang menarik, semua hal yang anda lakukan di social media akan percuma. Ada banyak hal yang bisa dibahas mengenai konten. Lebih spesifik untuk masing-masing social media akan dibahas dalam pecahan selanjutnya.

Untuk sekarang, kita akan bahas konsep dasarnya. Kesuksesan dalam social media marketing ditentukan oleh 3 hal:
  1. Kualitas konten
  2. Pemilihan waktu posting
  3. Frekuensi posting
Meskipun kualitasnya tinggi, tapi kalau anda salah dalam menentukan waktu maka akhirnya akan kurang maksimal. Demikian pula untuk frekuensi/jumlah.

Tidak hanya itu, kita sudah mengenal beberapa jenis konten: teks, link, gambar, dan video. Ternyata tidak semua jenis konten tersebut akan mendapat jumlah interaksi yang sama. Konten jenis tertentu akan mendapat lebih banyak like/share/retweet.

Mari kita bahas satu per satu.

Jenis post di social media

Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh Twitter, inilah jenis tweet yang mendapat retweet terbanyak:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Persentase di atas merupakan angka penambahan dibandingkan dengan tweet yang biasa.Jadi tweet dengan hashtag mendapat +16% daripada tweet biasa, foto mendapat 35%, video 28% dan seterusnya.

Di Facebook sedikit berbeda, inilah jenis post yang mendapat hasil terbaik di Facebook:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Data di atas merupakan hasil analisa dari LocowiseLink mendapat jumlah jangkauan terbesar, sampai 18% untuk Page yang mempunyai like di atas 10 ribu. Disusul teks dan foto dengan jangkauan antara 7-11%

Oleh alasannya yaitu itu, kalau anda ingin menjangkau banyak orang di Facebook usahakan memakai link.

Tema konten

Dari grafik-grafik di atas, kita sudah tahu bahwa link yaitu jenis konten terbaik untuk social media marketing. Disusul oleh foto dan teks. Tapi apa isi dari link, foto, dan teks tersebut? Berdasarkan artikel dari HubSpot ini, berikut yaitu tipe konten yang paling banyak mendapat share ke social media:
  1. List-post: artikel berupa daftar [22.14%]
  2. Why-post: artikel klarifikasi ‘mengapa’ [22.32%]
  3. Videos: [18.94%]
  4. How-to: artikel panduan [18.42%]
  5. What-post: artikel klarifikasi ‘apa’ [17.88%]
Jadi kesimpulannya, post yang mendapat jangkauan terbesar di social media adalah yang berupa link. Link yang terpopuler yaitu yang berisi artikel berupa daftar (contoh).

Masih ada lagi, menurut analisa yang dilakukan oleh OKDork dan BuzzSumo terhadap 100 juta artikel, ternyata yang mendapat share terbanyak yaitu yang bisa membangkitkan perasaan.

Inilah perasaan yang paling banyak mendapatkan share:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing

Perasaan yang paling tinggi yaitu:
  1. Awe (kagum)
  2. Laughter (lucu, tertawa)
  3. Amusement (hiburan)
  4. Joy (bahagia)
  5. Anger (marah)
  6. Empathy (empati)
Jenis post terbaik yaitu link menuju artikel daftar (list post) yang disertakan foto dan bisa membangkitkan perasaan kagum. Idealnya menyerupai itu,

Tapi pada prakteknya, harus anda kombinasikan sendiri. Karena tidak semua industri, sasaran pasar, dan demografi mempunyai ketertarikan yang sama.

Frekuensi  dan waktu posting

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, frekuensi optimal untuk Facebook, Twitter, dan social media lainnya berbeda-beda. Ada yang lebih anggun kalau banyak, ada juga yang sebaiknya tidak terlalu banyak. Inilah frekuensi optimal untuk masing-masing social media:
  • Facebook: maksimal 2x sehari dan 5-10x seminggu
  • Twitter: 5x sehari atau lebih
  • LinkedIn: 1x per hari dan 20x per bulan
  • Google+: maksimal 3x sehari
  • Pinterest: 5x sehari atau lebih
  • Instagram: 1-2x sehari atau lebih
Itu untuk frekuensi, kini waktunya, jam sibuk atau jam kosong, mana yang lebih optimal? Tidak semudah itu.

Kalau kita menulis pada jam sibuk, maka konten kita akan dengan cepat tertutup oleh orang lain. Akhirnya tidak terlihat. Sedangkan pada jam kosong hanya sedikit orang yang aktif. Jawabannya berbeda-beda, tergantung dari siapa sasaran anda. Ini waktu yang terbaik untuk menciptakan tweet semoga mendapat jumlah klik terbanyak, menurut Buffer:

Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing
Data by Buffer
Belum ada penelitian spesifik untuk Indonesia, tapi minimal ini bisa kita gunakan sebagai acuan. Untuk Facebook, anda bisa lihat eksklusif dari Page yang anda miliki.

Seperti contoh ini untuk Page PanduanIM di Facebook
:
Digital marketing saya lakukan alasannya yaitu kami mempunyai banyak keterbatasan Belajar Social Media Marketing


Dari gambar di atas, ternyata follower PanduanIM paling banyak online di jam 9 malam. Karena itu waktu terbaik untuk menciptakan post sekitar 0-2 jam sebelumnya. Sekali lagi, angka ini berbeda-beda tergantung demografinya.

Karena itu, sebaiknya periksa sendiri waktu optimal posting anda.

3. Buat jadwal rutin untuk social media

Social media marketing bukan pekerjaan sekali jalan, tapi berkelanjutan. Tak peduli seberapa pun bagusnya konten anda, kalau hanya dilakukan sekali-sekali tidak akan pernah berhasil. Para follower akan lupa dengan anda.

Satu lagi, social media marketing bukan hanya menciptakan konten. Ada pekerjaan lain yang HARUS dilakukan, ini beberapa di antaranya:
  • Berinteraksi dengan follower dan influencer
  • Perencanaan konten
  • Analisa statistik dan goal
  • Perencanaan dan eksperimen
Untuk mempermudah prosesnya, silahkan ikuti tugas harian, mingguan, dan bulanan ini:

Tugas harian:

  1. Membalas mention, pesan, dan komentar yang masuk
  2. Melakukan monitor kata kunci
  3. Menerbitkan/menjadwalkan konten baru
  4. Mencari materi untuk konten baru
  5. Mencari orang yang punya banyak follower (influencer)
  6. Berinteraksi dengan influencer
  7. Berinteraksi dengan follower
  8. Membuat gambar untuk konten
  9. Membuat konten untuk komunitas

Tugas mingguan:

  1. Analisa konten dalam seminggu terakhir
  2. Analisa peningkatan dan penurunan yang terjadi
  3. Analisa terhadap goal dan sasaran yang sudah ditentukan
  4. Analisa hashtag
  5. Mengadakan event (webinar, Twitter chat, dll.)
  6. Mencari komunitas baru
  7. Optimasi website untuk social media

Tugas bulanan:

  1. Memeriksa goal yang sudah dibuat
  2. Membuat goal baru
  3. Merencanakan eksperimen gres untuk sebulan depan
  4. Update foto profil, deskripsi, bio
  5. Melakukan pembiasaan terhadap frekuensi dan jadwal posting
Demikain pemahaman fundamental mengenai social media marketing, untuk memahami lebih lanjut kita akan mencoba memahami kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, bagaiaman meningkatkan follower dan bagaimana meningkatkan kemampuan marketing memakai facebook dan instagram.

Subscribe to receive free email updates:

ADS