Obrolan UKM Go Global. |
Selasa ini benar-benar full aktivitas, sesudah menunjukkan pembekalan "Teknik Marketing di Era Digital" di Grand Wahid Salatiga, saya pun harus balik ke Semarang secepat mungkin alasannya yaitu ada akad dengan Mas Elvan dari UNSIQ Wonosobo yang ketika ini sedang mempersiapkan disertasinya ihwal internasionalisasi UMKM.
Ada beberapa daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh Mas Elvan kepada saya, baik pertanyaan untuk disertasinya maupun titipan pertanyaan dari rekan-rekan S3-nya yang juga sedang membutuhkan gosip seputar UMKM. Saya harus acungkan jempol kepada generasi muda yang penuh semangat untuk membangun wilayahnya (Wonosobo) untuk lebih maju dan go internasional.
2 topik yang kami bicarakan sore ini, yaitu internasionalisasi UMKM atau UMKM Go Global dan market prrefence yang saya pahami sebagai market brief. Memang sebelum ngobrol kita harus pastikan dulu kita harus benar-benar membicarakan hal yang sama.
UKM Go Global atau UKM Go Export yaitu arah training yang kami coba lakukan pada beberapa UMKM binaan kami, tujuannya yaitu semoga produk UMKM di Jawa Tengah ini setara dengan produk-produk kelas industri ataupun produk-produk impor. Apakah ini mungkin? Mungkin, selama training yang dilakukan berjenjang dan dengan prinsip kemandirian.
Seringkali training yang dilakuan pada UMKM lebih mengarah kepada produk dan bisnisnya, dan kadang melupakan pelaku UMKM-nya. Dari pengalaman kami, faktor SDM (pelaku usaha) justru memegang peranan penting dalam pengembangan perjuangan UMKM itu sendiri. Fasiltias promosi dan pemasaran, serta pembiayaan yaitu alat bantu untuk pelaku UMKM tersebut mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya. Masalah contoh pikir dan perilaku mental memang menjadi handicap pertama dalam training UMKM, sebelum problem pemasaran dan pembiayaan.
Sebenarnya apa yang mesti dipersiapkan ketika ini ketika kita ingin UMKM Go Global? Terlepas dari banyaknya pekerjaan rumah dalam menempa contoh pikir UMKM untuk Go Global, problem kualitas produk dan legalitas produk yang diperlukan untuk ekspor yaitu sasaran yang harus kita penuhi terlebih dahulu. Ketika berbicara kualitas pada skala UMKM kita akan dihadapkan pada permasalahan sistem administrasi dan SOP dalam produksi, hal ini harus kita pahamkan kepada UMKM semoga kualtias bukanlah kebetulan melainkan sebagai kinerja yang konsisten.
Legalitas menjadi sangat penting alasannya yaitu produk UMKM dituntut untuk bersertifikat halal, selain permintaan-permintaan legalitas tertentu dari tujuan ekspor menyerupai HACCP dan FDA untuk produk makanan yang dipersyaratkan oleh USA dan Canada. Untuk produk mebel dan kerajinan dari kayu pun ada persyaratan tertentu, menyerupai SVLK.
Hal tersebut di atas yaitu dari sisi penjual (eksportir), sementara dari sisi pasar hambatan yang sering kita hadapi yaitu gosip pasar mengenai market preferences atau market brief. Setiap negara mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan hal ini harus terinformasikan secara detail kepada penjual semoga produk yang ditawarkan atau dipamerkan lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.
Jaringan ITPC Indonesia di banyak sekali negara dapat diarahkan untuk menunjukkan gosip market brief kepada para eksportir di Indonesia, daripada mereka terlalu jauh masuk dalam ranah perdagangan yang tentunya lebih dikuasai oleh para pelaku perjuangan daripada team ITPC. Salam, Sukses.