Humane Entrepreneurship, Ki-Chan Kim |
Dari pertemuan dengan Cak Samsul Hadi hari ini, ada satu topik yang menarik buat saya untuk mulai mengetahui wacana konsep HUMANE ENTREPRENEURSHIP yang dibawa oleh Mr Ki-Chan Kim, Presiden ICSB (International Council for Small Business) ke Indonesia bersama dengan Mark Plus, Bapak Hermawan Kertajaya melalui beberapa simposium dan seminarnya. Sangat menarik, dan saya mulai membuka sebuah wacana singkat di marketeers.com sebagai berikut:
Presiden International Council for Small Business (ICSB) Ki-Chan Kim meyakini bahwa cara terbaik bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi yaitu dengan menghormati karyawan dan mendorong mereka untuk menikmati pekerjaannya. Dengan begitu, beliau yakin hal itu bisa membuat perusahaan menghindari pemutusan korelasi kerja karyawannya.
Ia berpandangan, model administrasi di periode kapitalisme ketika ini harus mengarah pada 'entrepreneurship for humanity', yang mana perusahaan tidak harus meminta karyawan untuk bekerja keras, melainkan membantu mereka menikmati pekerjaannya, dan mewujudkan mimpi mereka dengan bekerja.
Saat menduduki jabatan tertinggi di ICSB itu, Kim menyusun Human Entrepreneurship Model, atau prinsip-prinsip yang bisa dipakai perusahaan untuk tetap menjalankan fungsi kewirausahan (entreprise), sembari tetap fokus pada gagasan kemanusiaan (human). Untuk entreprise, Kim merangkumnya ke dalam 5E, meliputi Envisioning, Enthusiasm, Enlightenment, Experimentation, dan Excellence.
Sedangkan gagasan human dalam bisnis pun juga disederhanakan Kim ke dalam 5E yang meliputi Empowerment, Ethics, Equality, Engagement, dan Ecosystem. Kim lebih lanjut menjelaskan, “Human Entrepreneurship yaitu sebuah model yang me-leverage kombinasi antara penemuan dan keberlangsungan, yang bisa membuat imbas terhadap pembangunan dan kesejahteraan manusia,” katanya dalam program 2015 ICSB ASEAN Initiative: Innovation & Globalization in Asia, di Philip Kotler Theater Class, Jakarta, Kamis, (13/8/2015).
Pria asal Korea Selatan ini melanjutkan, dirinya membagi definisi kewirausahaan ke dalam tiga kategori. Pertama, Entrepreneurship 1.0, yaitu pengusaha yang bekerja untuk dirinya sendiri demi mencari nafkah pribadi. Kedua, Entrepreneurship 2.0, yaitu pengusaha yang bekerja untuk sebuah organisasi. Dan Ketiga, Entrepreneurship 3.0 yang bekerja untuk masyarakat dan kemanusiaan. Secara singkat, Entrepreneurship 3.0 berarti “dari rakyat, oleh rayat, dan untuk rakyat.”
Dalam menyosialisasikan Entrepreneurship 3.0, dirinya akan membentuk panitia di ICSB dengan nama “Komite Definisi Kewirausahaan 3.0”, di mana para andal dari banyak sekali organisasi internasional, ibarat PBB, OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) serta Bank Dunia berkumpul untuk mendiskusikan masalah ini bersama.
Mengapa Kami Membicarakan Ini?
Mengapa saya dan Cak Samsul Hadi membicarakan Humane Entrepreneurship? Sebenarnya pun kami tidak sengaja mengarah kesana ketika pada awalnya saya menyampaikan kepada Cak Samsul Hadi bahwa ketika ini kreativitas dan penemuan merupakan asset atau potensi individu yang penting salam memulai usaha, bahkan kreativitas dan penemuan ini dilarang berhenti alasannya pelaku perjuangan membutuhkannya dalam menghadapi persaingan dan persoalan-persoalnan bisnisnya.
Kreativiats dan penemuan ini berpangkal pada individu (human) sehingga dalam pembinaannya pun akan dimulai pada training SDMnya. Komponen empowerment (pemberdayaan), ethics (etika), equality (persamaan), engagement (keterikatan) dan ecosystem (lingkungan) yaitu jenjang training SDM yang bisa menjawab permasalahan MINDSET milik RumahUMKM.Net, yaitu permasalah perilaku mental dan contoh pikir.
Saya sangat oke sekali dalam pembangunan SDM, budpekerti juga memegang peranan penting dalam membangun kultur entrepreneurship, alasannya masalah ini yang selalu muncul dalam keseharian saya dalam membina UMKM. Dan siklus 5-E akan menjadi urutan dan jenjang dalam training mindset UMKM dalam periode kapitalisasi ketika ini.
Semetara itu di sisi lain, siklus bisnis yaitu dimulai dari pemahaman visi (envisioning), memotivasi (enthusiasm), pencerahan (enligtenment), experimentation (implementasi) dan exellence (continous improvement dan penyempurnaan). Entrepreneurship ke depan yaitu entrepreneuship yang mengarah kepada peningkatan kesejahteraan dari SDM.
Meskipun diskusi saya dengan Cak Samsul tidak hingga mendetail alasannya memang waktu saya di Surabaya tidak cukup lama, maka kami menugaskan diri kami sendiri untuk lebih mendalami Humane Entrepreneurship baik melalui bahan yang dari ICSB yang berkerjasama dengan MarkPlus maupun melalui diskusi-diskusi aktif kami baik secara offline maupun online.
Sebuah diskusi yang menarik dengan Cak Samsul Hadi hari ini, yang selalu memperlihatkan tantangan kepada saya untuk melihat kenyataan-kenyataan gres dalam training UMKM di tanah air. Sampai ketemu lagi Cak, sukses!