Apakah produsen perlu berjualan di market place? |
Menjadi serba salah saat ditanya oleh UMKM mengenai apakah mereka perlu berjualan di market place atau tidak, mengapa? Karena di satu sisi kami sering melihat perseteruan di media umum antara produsen dan reseller-nya saat mereka terjun di pasar yang sama. Sementara di lain sisi kami masih melihat banyak produsen yang masih kesulitan mempromosikan produknya, apalah menjualnya.
Bagaimana mau menjual bila produknya saja belum dikenal oleh pasar? Dan kebetulan cara yang termudah dan termurah yakni masuk ke eCommerce atau market place yang sudah ada. Pada awalnya memang akan menguntungkan saat produsen masuk ke market place, namun saat produknya sudah dikenal dan sudah banyak reseler atau distributor yang mau kerjasama maka dilema gres akan muncul, yaitu: produsen dan reseller bertempur di pasar yang sama.
Fokus Pada Pasar Bisnis
Sebagaimana goresan pena kami pada hari Sabtu lalu: Bisnis Yang Baik Adalah Bisnis Yang Menghasilkan Bisnis Untuk Orang Lain maka seorang produsen harus fokus pada pasar bisnis dan menawarkan kesempatan kepada kawan distribusi (reseller, distributor dan distrubor) untuk bermain dalam bisnisnya. Pada awalnya saat produk belum dikenal oleh pasar maka produsen sah-sah saja untuk ikut nimbrung dalam eCommerce atau market place, tetapi fokus pada pasar reseller dan agen.
Ketika dirasa bahwa reseller dan distributor sudah mencukupi untuk penjualannya, maka produsen harus segera undur diri dari eCommerce atau market place tersebut untuk menawarkan peluang reseller dan distributor untuk berkembang. Bukankah saat reseller dan distributor berkembang maka penjualan produsen juga berkembang?
Kembangkan reseller menjadi distributor dan distributor menjadi distributor biar produsen mempunyai kepastian produksi dan penjualan. Jika kawan distribusi ini kurang performa-nya, maka produsen harus segera mencari kawan yang bisa memenuhi sasaran penjualan produksinya.
Tugas promosi produk yakni menjadi kiprah produsen, sehingga sesudah undur diri dari eCommerce atau market place maka produsen harus membangun website sendiri untuk mengedukasi pasar atas produk-produknya. Kaprikornus dalam website tersebut produsen lebih focus untuk membantu kawan distrubusi dalam edukasi pasar dan isu produk. Social media juga harus dikembangkan oleh produsen biar jangkauan promosinya lebih luas. Dengan cara ibarat ini maka kerja sama produsen dan kawan distribusi akan menjadi lebih dekat dan saling melengkapi.
Semoga tanggapan ini bisa menjawab pertanyaan dari beberapa UMKM yang bertanya dilema tersebut di atas beberapa waktu yang lalu. Sukses!