Ojek Tour, sebuah konsep wisata yang perlu dipertimbangkan. |
Kaget juga ketika konsultasi kami kedatangan rombongan Grab Driver, kami pikir kami ada dilema apa dengan mereka tetapi ternyata rombongan dari komunitas grab driver tersebut ingin ikut konsultasi bisnis. Bagaimana berbagi perjuangan sambilan mereka sementara mereka juga masih aktif di bisnis transportasi.
Status mereka yaitu kawan sehingga mereka mempunyai kelonggaran atas waktu mereka sendiri. Nah, dengan adanya kelonggaran ini mereka ingin dipandu untuk memulai perjuangan kecil yang bisa membantu mereka dalam mendapat penghasilan aksesori untuk kehidupan mereka.
Komunitas Grab Driver |
Bisnis Dimulai Dari Mengenali Potensi dan Minat Diri, Bukan Peluang.
Pada kesempantan konsultasi ini kami mengingatkan rekan-rekan dari Grab ini untuk mulai mengenali potensi dan minat, sehingga ketika menciptakan sebuah rencana dan seni administrasi perjuangan bisa sesuai benar dengan kondisi yang mereka alami. Mengapa bukan peluang dahulu yang digarap? Karena tidak semua peluang bisa kita garap, bisa jadi alasannya tidak minat dengan peluang tersebut atau alasannya kemampuan dan asset yang dimiliki tidak sesuai dengan peluang yang ada.
Peluang akan menghasilkan kalau sesuai dengan apa yang kita miliki dan apa yang kita bisa, sehingga dengan kata lain peluang akan tergarap ketika kita telah siap dan minat atas peluang tersebut.
Cermati pontensi yang ada dalam diri kita, dan selanjutnya cermati semua potensi yang ada disekitar kita. Justru kita sering lupa dengan potensi yang ada dalam diri kita dan potensi alam yang ada di sekitar kita sehingga justru mengerjakan hal-hal yang tidak kita minati. Apa bila sesuaid dengan potensi, kita cenderung minat.
Dalam kesempatan ini pula saya mengajak rekan-rekan Grab untuk menjadi kreatif dalam berbagi ide-ide mereka, contohnya bagaimana berbagi layanan mereka dalam transportasi secara kelompok, menyerupai menciptakan konsep "Ojek Tour" dimana paket berwisata yang murah dengan tujuan yang tidak terjangkau oleh kendaraan besar, bisa mereka kemas secara berkelompok dan profesonal. Target mereka yaitu para kawula muda yang ingin berpetualang tanpa mau capek berkendaraan, mereka cukup membonceng saja. Banyak obyek wisata yang tidak terlalu jauh yang belum tergarap dan terpromosikan dengan baik. Misalnya tempat Kab Semarang dan Temanggung.
Ide-ide semacam ini harus mereka kembangkan mengingat persaingan bisnis yang semakin ketat, apalagi kecenderungan pasar yang selalu harus pengalaman akan wisata.
Memahami perkembangan sikap pasar dikala ini memang diharapkan oleh seorang pengusaha dalam menciptakan sebuah seni administrasi bisnis. Sebuah pelang yang seusai dengan asset dan potensi yang telah mekeka
Semoga konsultasi singkat ini bisa memotivasi rekan-rekan dari Grab untuk terus kreatif dan profesional, dan selanjutnya kami dengan sukarela akan terus memantau sanksi rencana pragram mereka. Tetap semangat !