Promosi di Era Digital, Antara Menulis atau Ditulis. |
Promosi tidak berhenti pada ketika kita telah punya alat promosinya (marketing tool-nya) menyerupai brosur, leaflet, katalog, website dan sosial media, melainkan kegiatan dengan marketing tool tersebut. Saya sengaja menebalkan kata "kegiatan" lantaran hal ini yang justru dilupakan oleh para pelaku UKMM ketika mereka telah mempunyai semua tool-tool tersebut.
Apa artinya brosur, leaflet dan katalog kalau kita tidak bertemu dengan prospek pasar kita? Apa artinya website dan sosial media kalau tidak pernah menulis atau update? Semua menjadi tidak memberikna nilai promosi bagi bisnis anda. Memang untuk website dan sosial media ketika kita sudah menawarkan profile dan informasi dasar sudah bisa "bekerja" namun bisa dibayangkan berapa banyak yang mempunyai website serupa dan berapa banyak pemilik sosial media yang serupa?
Permasalahannya ialah bagaimana website dan sosial media kita "muncul" dalam pencarian-pencarian strategis dari para calon customer atau audience kita. Pelaku UMKM harus mempunyai keinginan untuk key word yang terkait dengan bisnisnya, website dan sosial medianya muncul dalam mesin mesin pencarian, misalnya: google. Bagaimana bisa demikian, maka jawabannya anda harus aktif menulis atau aktif mempromosikan webiste dan sosial media tersebut.
Paling gampang ialah mempromosikan webiste dan sosial media dengan cara iklan berbayar melalui google adwork atau facebook berbayar atau melalui iklan di media-media online lain. Namun belum semua pelaku UMKM rela berkorban untuk promosi yang ini, mereka belum rela kehilangan uang untuk hal tersebut.
Oleh lantaran itu pelaku UMKM harus mulai "aktif" dengan website dan sosial media yang telah mereka miliki. Untuk webiste, pelaku UMKM harus aktif menulis dan mengedukasi pasar dengan produk dan bisnis yang mereka jalankan lantaran produk UMKM belum dikenal oleh pasar. Tulisan-tulisan mengenai acara perjuangan dan informasi produk harus sering muncul dalam website semoga pembaca melihat bahwa bisnis ada aktif dan selalu ada progress. Perlu diingat juga, bahwa bahasa visual jauh lebih menarik dalam goresan pena tersebut sehingga tulisan-tulisan tesebut perlu diimbuhi foto-foto yang menarik dan bisa bercerita.
Untuk sosial media, hal yang paling penting ialah kemampuan pelaku UMKM dalam menentukan audience-nya atau friend-nya, semoga nanti pesan-pesan yang mereka sampaikan terkati dengan bisnis mendapat respon yang positif. Dengan audience yang tepat, maka posting dan informasi akan mengena sasaran. Dari friend atau follower bisa ditingkatkan menjadi customer. Konten-konten dalam posting harus fokus pada kepentingan bisnis yang dijalankan, bukan campur aduk sehingga membingungkan audience yang ingin melihat produk atau bisnis pelaku UMKM.
Setelah kiprah menulis tela dilakukan baik di website maupun di sosial media, maka carilah peluang untuk "ditulis" oleh media yang audience-nya sesuai dengan sasaran pasar. Beberapa kali RumahUMKM.Net penawaran gratis kepada para pelaku UMKM yang ingin profile usahanya ditulis di website ini namun banyak pelaku UMKM yang belum memanfaatkannya. Bisa dikatakan pelaku-pelaku UMKM yang pernah ditulis di website ini menjadi gampang ditemukan di mesin pencari, dan tidak jarang pula yang pribadi mendapat pasarnya.
Dengan ditulis di media, maka ada nilai rekomendasi dari pihak lain atas produk dan bisnis pelaku UMKM sehingga menawarkan kepercayaan lebih dari pihak pembaca. Hal ini harus dipahami benar oleh pelaku UMKM ketika ingin berpromosi. Semakin banyak media yang menulis bisnis anda, apalagi media dengan rating yang tinggi, maka semakin banyak pasar yang bisa dijangkau dengan promosi.
Tulisan ini sengaja saya sampaikan semoga para pelaku UMKM benar-benar menyadari betapa pentingnya menulis dan ditulis dalam promosi. Semoga goresan pena ini bermanfaat bagi para pelaku UMKM. Sukses!