ADS

Arti Investor Bagi Umkm.

Arti Investor Bagi UMKM.
Investor? Wow, kenalkan saya kepada mereka Pak, kami butuh investor! Ini yaitu sepenggal kalimat yang sering kami dengar ketika teman-teman UMKM sedang kesulitan finansial sementara melaksanakan pinjaman ke perbankan juga tidak bisa alasannya yaitu tidak ada agunan.

Lantas saya pun balik bertanya: "Apa yang Bapak/Ibu ingin tawarkan kepada investor?" Dan ternyata pertanyaan ini butuh waktu yang cukup usang untuk mereka jawab. Bahkan seringkali tidak terjawab. Hal ini yang jadi menggelitik untuk terus kami tanyakan kepada mereka apakah mereka sudah paham investor itu apa dan apakah mereka sudah siap mengembangkan laba dengan investor atau bahkan rela investor tersebut masuk dalam kepemilikan perusahaan.

Sesederhana yang mereka pikirkan bahwa investor yaitu individu atau perusahaan yang mau mengucurkan dana kepada mereka tanpa mereka diharuskan menyediakan jaminan atau agunan. Ada sepenggal usul dari salah satu UMKM kami:"Pak saya butuh Rp 100jt untuk mengembangkan bisnis gres saya, tolong carikan saya orang yang mau invest sebesar itu untuk saya." Permintaan ini tanpa disertai dengan adanya anjuran yang dilampiri analisa bisnis selama beberapa tahun terakhir dan prospek serta planning ke depan ibarat apa. 

Asyiknya lagi ketika proposalnya kami tanyakan justru mereka balik bertanya kepada saya:"Pak jikalau memang ia investor seharusnya mereka sudah tahu ibarat apa bisnis saya, atau nanti akan dijelaskan jikalau saya sudah bertemu orangnya." 

Di atas yaitu sepenggal-sepenggal pengalaman saya ketika diminta proteksi teman-teman UMKM mencarikan investor untuk mereka. Pasti tidak semuanya demikian, namun kasus ini cukup banyak saya temui di lapangan. 

Arti Investor Bagi UMKM.

Dalam dunia keuanganinvestor adalah orang perorangan atau forum baik domestik atau non domestik yang melaksanakan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Sepanjang yang saya tahu investor yaitu orang atau perusahaan yang bekerja dengan  "uang"-nya atau kemampuan financialnya untuk sebuah "prospek" bisnis yang berdasarkan mereka bisa menghasilkan "profit" yang lebih baik. Yang mereka maksudkan lebih baik yaitu dalam hal prosentase pengembalian, jangka waktu dan juga keamanan investasi tersebut.

Dalam hal ini investor membutuhkan citra angka-angka proyeksi bisnis tersebut di masa mendatang, termasuk musim bisnis, prospek bisnis tersebut di masa mendatang, bagaiman perusahaan melaksanakan perencanaan ke depan untuk mencapai tujuan financial yang disepakai dalam investasi nanti, dan sebagainya. Gambaran ini niscaya yaitu sesuai yang bisa dibaca dan tertulis dalam anjuran bisnis (investasi), dan bahkan diharapkan analisa dari pihak ketiga yang independen untuk menguatkan data-data yang tersaji tersebut.

Intinya info yang diharapkan oleh investor yaitu bagaimana citra bisnis yang ditawarkan oleh UMKM tersebut yang ketika ini berjalan atau citra mencapai bisnis gres yang diajukan, bagaimana prospek bisnis ke depan, potensi hambatan yang dihadapi, bagaimana exit solusinya, asset-asset apa yang dimiliki oleh UMKM ketika ini baik asset tangible maupun asset intangible,  bagaimana bagi hasilnya, seberapa besar proift ditawarkan, berapa usang investasi mereka akan kembali, bagaimana persaingan bisnisnya dan banyak sekali hal yang terkait dengan keamanan investasi tersebut dan juga analisa bisnis dari pihak ketiga (feaseability study, jikalau ada).

Dibutuhkan waktu untuk memahami bisnis yang ditawarkan dan pelaku UMKM tidak bisa setiap hari bersama investor dan investor pun biasanya tidak punya banyak waktu, alasannya yaitu tawaran investasi yang tiba kepadanya pun bukan hanya berasal dari pelaku UMKM tersebut (anggap saja demikian). Oleh sebag itu anjuran dan perhitungan dan analisa bisnis yang rapi perlu disampaikan kepada investor, semoga memahami bisnis tersebut dan punya waktu untuk menganalisanya.

Bagi sementara UMKM yang sudah mempunyai pengalaman dengan investor ada juga yang bercerita kepada UMKM lain bahwa banyak investor yang "nakal" yang secara terperinci tidak bisa mereka jelaskan. Namun harus dicermati bahwa memang ada beberapa jenis investor yang akan kita hadapi di lapangan, yaitu:

  1. Investor yang mempunyai dananya sendiri.
  2. Investor yang mengelola dana dari pihak lain (pinjaman).
  3. Investor broker.
Untuk jenis investor yang pertama yaitu investor yang idealnya dicari oleh para UMKM alasannya yaitu mereka mempunyai kelebihan analisa yang justru subyektif, yaitu ada peluang pemilik modal tertarik untuk menahamkan saham dalam perusahaan UMKM tersebut. Sementara untuk pihak yang kedua, mereka lebih obyektif alasannya yaitu mereka hanya tertarik kepada return atas investasi tersebut alasannya yaitu profit yang mereka peroleh yaitu selisih antara bunga bank dengan profit share dari bisnis tersebut. Sementara yang ketiga yaitu pihak yang menjadi mediator bisnis antara pemilik perjuangan dengan pemilik modal, mereka hanya terlibat di awal bisnis.

Penjelasan di atas sangat umum sekali, namun hal itulah yang ketika ini cocok saya jelaskan kepada UMKM, Investor golongan yang pertama ini yang ketika ini sedang kami jaring untuk bisa membantu bisnis para pelaku UMKM, alasannya yaitu banyak dari bisnis UKM yang masih banyak butuh "pengertian" dari pihak investor (subyektif) yang sangat tipis sekali didapatkan dari investor dari golongan kedua. UMKM masih butuh pendampingan dari pihak pemilik modal yang memahami bisnis lebih baik dari mereka.

Jika bisnis UMKM diperlakukan sebagai obyek investasi murni, maka akan banyak perdebatan dan kekecewaan baik oleh pihak UMKM sendiri yang berharap banyak dari investor dan juga dari pihak investor yang hanya berharap profit belaka dari bisnis UMKM tesebut.

Analisa Bisnis dan Proposal Investasi.

Dari gambaran-gambaran di atas, ketika ini pekerjaan rumah kami cukup banyak dengan harus memperlihatkan pendampingan bagaimana menciptakan anjuran investasi kepada pihak investor alasannya yaitu sebagian besar UMKM kami masih belum bisa melakukannya sendiri. RumahUMKM.Net bisa mendampinginya atau juga bisa mengundang pihak (seperti credit expert dari perbankan) untuk membantu UMKM kami dalam membangun sebuah anjuran investasi yang terperinci dan komprehensif.

Menyajikan bisnis, analisa bisnis dan proyeksi bisnis yang menarik investor merupakan sebuah ketrampilan yang perlu diedukasikan kepada UMKM yang ketika ini sudah dalam tahap pengembangan bisnis, contohnya produk yang sudah stabil kualtiasnya alasannya yaitu mempunyai SOP produksi yang mapan, kapasitas produksi yang memadai untuk pengembangan pasar, pemasaran yang sudah menjangkau pasar bisnis (bukan kepada end user) tetapi terkendala dengan keterbatasan modal.

Yang penting bagi UMK yaitu menyediakan "ruang" dimana investor bisa hadir dalam bisnisnya, ruang ini berupa profit margin yang memadai, persaingan bisnis yang masih longgar, ROI (return of investment) yang tidak terlalu panjang serta ruang untuk bisa "memiliki" perusahaan tersebut dengan saham di perusahaan.

Semuanya butuh waktu, tapi peluang berinvestasi dalam bisnis skala UMKM yaitu peluang yang sangat anggun bagi para investor alasannya yaitu perkembangan digital ketika ini semakin mengaburkan batas antara perusahaan besar dan perusahaan UMKM. Sudah ketika ini investor terlibat dalam membantu UMKM di Indonesia. Sukses!




Subscribe to receive free email updates:

ADS