ADS

Menikmati Sebuah Keterbatasan.

Menikmati Sebuah Keterbatasan.
Ada masa kita berdiri tegak dan ada masa kita jatuh terduduk, ada masa kita mencicipi keberhasilan sebuah perjuangan dan ada masa kita mencicipi kegagalan. Bukan persoalan menang dan kalah, melainkan persoalan mengubah cara pandang dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Memang menyakitkan berada di posisi jatuh atau "gagal", sehingga kita tidak bisa menikmati semua akomodasi sebagaimana ketika kita masih berada di posisi "berhasil". Namun ketika kita bisa melihat celah bagaimana bisa menikmati "rasa sakit" maka hal-hal yang menyakitkan tersebut akan berlalu tanpa kita sadari. Ibarat sebuah perjalanan, ketika gagal ialah sebuah perjalanan yang terjal dan berbatu, sehingga sangat sulit untuk berjalan cepat lantaran memang kita dibatasi oleh keadaan dan kemampuan kita.

Posisi gagal ialah posisi dimana kita masuk dalam lingkup serba terbatas. Seolah semua menjadi tidak mungkin, dan seolah semua menjadi sulit, inilah mengapa kondisi tersebut disebut kondisi yang keterbatasan.

Bagaimana Menyikapi dan Menikmati Keterbatasan ?

Hampir semua pengusaha sukses pernah mengalami masa-masa sulit atau mengalami kegagalan, dan dengan kemampuan mereka menyikapi kegagalan tersebut maka mereka bisa bangun lagi bahkan lebih baik dari sebelumnya. Momen yang berharga ialah ketika ketika ktia dipertemukan dengan mereka dan diberikan kesempatan untuk bisa bertanya bagaimana mereka bisa bangun kembali dari ketika mereka mengalami kegagalan. Kiat-kiat dari mereka ialah sebuah "buku saku" akan selalu kita baca ketika kita butuh motivasi dalam setiap keterbatasan kita.

Sebelumnya harus kita sikapi bahwa kegagalan lebih banyak disebabkan oleh faktor internal kita, bukan faktor eksternal yang seringkali dijadikan alasan oleh sementara pihak untuk berkelit dari kondisi sebenarnya. Gagal bukanlah malu yang harus ditutup-tutupi, justru kegagalan harus bisa kita penilaian dan rujukan dari pihak luar kadang diharapkan untuk membantu mencari akar permasalahan dari kegagalan tersebut semoga ke depan kita telah mempunyai pengalaman dalam membangun formula sukses atas kegagalan tersebut. 

Faktor internal tersebut ialah persoalan power & control, dimana power diartikan sebagai kekuatan atas pengetahuan, cara berpikir, wawasan, kemampuan & ketrampilan serta pengalaman, sementara control ialah pengendalian karakter, sikap, emosi, keberanian dan kemauan.

Kegagalan ialah sebuah masa dimana kita dipaksa untuk flash back (melihat kembali) apakah power & control kita sudah sesuai dengan tantangan atau peluang yang ada. Bisa jadi kegagalan itu disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengelola perjuangan lantaran tidak cukup pengetahuan, wawasan dan pengalaman. Bisa jadi juga lantaran kita terlalu berani mengambil resiko. Kesempatan flash back ini ialah untuk melihat kembali semua potensi dan minat kita sebenarnya, dan bagaimana menyesuaikannya dengan kemampuan, pengetahuan, wawasan dan pengalaman kita. Jangan-jangan kita melaksanakan sesuatu yang tidak kita suka, atau bahkan tidak sesuai dengan potensi kita. Apakah karakter, emosional kita, keberanian dan mental kita sudah bisa kita kelola dengan bijak?

Itulah apa yang pernah saya alami, bangun jatuh dan mencoba bangun lagi, beberapa kali dan pada kesempatan ini ingin membuatkan pengalaman bagaimana bisa menikmati sebuah kegagalan. 

Apa yang pertama kali harus kita lakukan ketika kita gagal? Pasti kita harus tulus hal ini terjadi, dan bahkan harus selalu bersyukur lantaran masih ada yang lebih jelek menimpa sesama. Kita akan mulai menggali lebih dalam lagi apa potensi yang ada dalam diri kita, asset apa yang kita miliki terutama asset intangible kita menyerupai ketrampilan, pengalaman kerja, pengetahuan dan sebagainya. Kita sering mengabaikan yang ini. Kemudian kita mulai mengupas bagaimana kita bisa gagal? Apakah tujuan kita sudah benar? Seringkali tujuan dari sebuah perjuangan hanyalah uang semata sehingga kita mulai bergeser langkah dari beribadah menjadi pengabdi uang. Harus ada keseimbangan antara bekerja dan beribadah, atau kalau perlu bekerjalah sebagai ibadah yaitu mengambil tujuan untuk bisa memperlihatkan nafkah kepada lebih banyak orang. Apakah kita sudah berzakat dengan perjuangan kita selama ini?

Selanjutnya, dalam segala keterbatan dimana kita hanya bisa berjalan perlahan-lahan mengikuti arus hidup maka kita harus tetap bergerak, dihentikan diam. Membangun jejaring sosial ialah hal yang perlu kita lakukan dalam kondisi menyerupai ini, bersilaturahmi. Setapak demi setapak tanpa terasa kita akan bisa melalui perjalanan berat dan mulai menapak naik. Pasti berat, namun ketika dalam kondisi tersebut kita sudah tidak ada pilihan lain. 

Jadi bagi teman-teman UMKM yang ketika ini menghadapi masa-masa berat, tetaplah bersemangat, suatu ketika nanti kalau anda bisa bertahan dan menikmati masa-masa berat ini maka anda akan menapak naik. Sukses!






Subscribe to receive free email updates:

ADS