Nah kalau memang belum ketemu jenis-jenis kuliner itu, atau ketemu tapi rasanya kurang pas dilidah, atau juga alasannya ialah kemahalan harganya (anggap saja relatif mahalnya sama dengan isi dompet penulis).
Anda sanggup mencobanya di tempat Kampung Baru - Kuala Lumpur, dengan memakai LRT sanggup turun di stasiun LRT Kampung Baru. Kemudian jalan kaki menyusuri sepanjang jalan ke arah kanan menuju kompleks apartemen/flat.
Setelah ketemu jalan pertigaan pertama, terus berjalan menuju pertigaan kedua. Disini anda akan ketemu pertamakali dengan gerobak penjual martabak.
Penjual martabak yang selalu ramai laku ini buka mulai pukul 5 sore hingga sekitar jam 7 malam, dari Senin hingga Sabtu. Jenis martabak favorit yang selalu penulis pesan dengan porsi ganda ialah adonan durian, keju, dan kacang. Harga per-porsi untuk adonan tadi ialah RM 7 (±Rp. 21.000,-) dan rasanya dijamin anda akan tiba kembali.
Masih banyak variasi adonan lainnya yang sanggup anda pilih sendiri dari sajian yang digantung di depan gerobak.
Untuk kuliner Padang, terletak didalam barisan warung lain yang ada di belakang penjual martabak, dan berada persis dipojok. Biar menyerupai warung, tapi tukang masaknya satu keluarga orisinil orang Padang.
Ayam dan sapi rendang yang gurih dan mantap ialah andalan hidangan mereka. Harganya RM 6 (±Rp. 18.000) bersama nasi, sayuran, sambal ijo dan sambal merah khas rumah makan Padang.
Selain sajian rendang, hidangan banyak sekali lauk yang balado, tempe dan pete goreng, hingga gulai jengkol juga tersedia.
Harga sajian disini termasuk murah kalau dibanding dengan yang dijual di rumah makan Padang tempat "Little Indonesia " Chow Kit - Kuala Lumpur, dimana harga untuk hidangan yang sama sanggup dua kali lipat atau lebih.
Sekedar info, di Malaysia juga terdapat banyak rumah makan Padang khas Negeri Sembilan, tapi rasanya cenderung agak elok berlainan dengan khas kuliner Padang orisinil yang cenderung asin.
Untuk Sate, stand penjualnya persis berada disamping penjual martabak. Mereka menghidangkan Sate Ayam kuah kacang dan Sate Padang dengan daging atau pengecap sapi.
Seporsinya dengan 5 tusuk sate dan pecahan lontong seharga RM 3.5 (±Rp. 10.500,-). Untuk rasa, silahkan anda tiba dan mencobanya sendiri. Yang niscaya kalau penulis sedang kangen Sate Padang niscaya tiba kesini.
Sebagai perbandingan harga, di Chow Kit untuk seporsi Sate Padang dengan 10 tusuk sate dan lontong anda harus merogoh kocek RM 9 (±Rp. 27.000,-).
Untuk merasakan Lotek khas Sumatera, di pertigaan tempat penjual martabak tadi anda belok ke kanan. Karena disepanjang jalan ini juga terdapat beberapa penjual sayur pecel, tapi kebetulan bukan rekomendasi penulis.
Anda telusuri jalan tersebut hingga ketemu belokan ke kiri sedikit dan pribadi belok kanan. Nah anda akan melihat stand penjualnya menyerupai inset foto diatas.
Lotek dan Pecel bekerjsama menyerupai tapi tidak sama. Dalam adonan Lotek umumnya ada mie kuning basah, irisan kol mentah, dan rebusan daun singkong. Dengan kuah kacang yang tidak terlalu elok dan sedikit ulekan bawang putih, cabai rawit, dan kencur menyerupai halnya Pecel. Umumnya Lotek ditemui di kota-kota wilayah pulau Sumatera.
Untuk adonan Pecel, umumnya tanpa mie lembap dan rebusan singkong, dan biasanya didominasi rebusan bayam, kangkung, toge, dan dibumbui dengan kuah kacang yang agak elok - khas kuliner di daerah-daerah Jawa.
Oh ya, sebagai warta pelengkap stand penjual Lotek ini buka hanya pada hari Selasa dan Sabtu mulai pukul 5 sore hingga habis dagangan.
Selamat mencoba.
Foto: Atas ke bawah, Sate Padang dan Sate Ayam, Lotek dan Stand Penjual, Masakan Padang, Martabak.