Berpikir Gula Cair, Ketika Resto & Cafe-nya Mulai Ramai. |
Apa tagline produk anda? Sudah sesuaikan dengan sasaran pasar anda? Kita akan mulai dari pembahasan ini dan tentunya dengan tumpuan simpel yang telah kami lakukan.
Seringkali kita menciptakan tagline tanpa memulainya dari bagaimana menciptakan segmentasi dan targeting pasar. Sebenarnya tagline yaitu citra dari bagaimana kita melaksanakan positioning produk kita kepada pasar. Sebagai contoh: GULANAS membawa tagline natural, hemat dan simpel alasannya yaitu sasaran pasarnya yaitu Hotel, Resto & Cafe serta industri makanan, maka tagline tersebut digunakan untuk menjadi "umpan" dari sasaran pasar tersebut.
Sebagai produk gres dan harus bertempur di pasar tersebut, tentu tidaklah mudah. Kami sendiri pun membutuhkan waktu setidaknya 2 tahun hanya untuk sekedar memahamkan produk kami pantas mereka coba, untuk menggantikan produk gula konvensional yang selama ini mereka pakai. Penolakan demi penolakan menjadi motivasi kami untuk terus berguru memikirkan hal-hal yang esensial terhadap produk kami. Kami ulang - mempelajari hal-hal yang esensial.
Hal-hal yang esensial tersebut salah satunya gula sebagai pemanis. Sudah niscaya lawan berat dari perhiasan yaitu gula kristal, dan juga gula cair yang lain yang bukan gula tebu, ibarat glukosa dan fruktosa. Kami harus berguru menjawab: Mengapa harus menentukan gula cair tebu? Pertanyaan ini memaksa kami harus membuka banyak literasi perihal gula dan perbandingan antara gula satu dengan yang lainnya, alasannya yaitu kami tidak sanggup bilang gula kami lebih baik tanpa alasan yang berpengaruh dan didukung data. Sebuah ide pun mengingatkan kami perihal mengapa orang menentukan air minum dalam kemasan, bukan air sumur yang secara gampang mereka dapatkan dan mungkin gratis.
Di awal perjalanan pemasaran kami harus bertemu dengan fakta di atas. Jangan kuatir, kami telah melaluinya 2 tahun yang lalu. Hambatan berikutnya apa? Ternyata membawakan tagline natural, hemat dan simpel menantang banyak pertanyaan dari sasaran pasar. Bagaimana menjelaskan bahwa natural ingredient (kandungan alami) relatif mengatakan jaminan lebih sehat daripada gula konvensional. Di sini, kelengkapan data uji lab dan sertifikasi-sertifikasi dengan sangat terpaksa harus kami gelar. Selanjutnya, tagline ekonomis tidak kalah menuai undangan simulasi perhitungan angka-angka hemat yang dimaksudkan. Kami pun harus berguru kembali, bagaimana 1 liter gula cair setara dengan 1.3 kg gula kristal dengan pemakaian yang sama maka dengan sangat gamblang gula cair sanggup menghemat 30%. Sementara jikalau dibandingkan dengan glukosa dan fruktosa (gula cair yang lain) maka dengan brix 67%-70% maka kemanisan gula tebu cair GULANAS lebih baik dari kedua gula cair tersebut.
2 - 3 kendala telah terlampaui, kini tinggal bagaimana menjelaskan bagaimana praktis-nya gula cair dibandingkan gula kristal. Seringkali para pengelola resto dan cafe akan melaksanakan remelting (mencairkan) gula kristal terlebih dahulu sebelum digunakan yang apabila memakai gula cair hal ini tidak perlu dilakukan. Kelemahan memakai gula cair remelting yaitu gula ini tidak sanggup bertahan lama, seringkali sisa-nya harus dibuang. Kelebihan lain, gula cair eksklusif menyebar tanpa perlu mengaduk banyak dibandingkan dengan gula kristal. Bayangkan berapa usang proses dengan gula kristal harus dilakukan dibandingkan jikalau memakai gula cair?
Dengan alasan tersebut di atas, kami pun punya guyonan pemasaran ibarat ini: Ketika kami mengatakan produk gula cair kepada pasar dan mendapat respon dari pasar bahwa mereka lebih menentukan gula kristal maka kami pun melontarkan pertanyaan: "Berarti resto & cafe Bapak/Ibu belum ramai ya?"
Dari pasar niscaya akan menyanggah: "Resto & cafe kami ramai."
Dan kami pun menciptakan lontaran komentar lagi: "Jika resto & cafe Bapak/Ibu ramai maka seharusnya tidak sempat lagi menciptakan minuman dengan gula kristal, alasannya yaitu selain memakan banyak waktu juga memakan banyak proses."
Nah, itulah yang telah kami pelajari selama ini dan kami coba bagikan kepada teman-teman UMKM dimana pun berada perihal pengalaman ini. Semoga bermanfaat dan mulai berguru marketing secara terstruktur. Semoga sukses!