Seperti di Muara Karang - Jakarta, Losari - Makassar, Bunaken - Menado, atau di Jimbaran - Bali yang populer dengan sambal matah-nya.
Walaupun tiap tempat tersebut mempunyai bumbu yang berbeda dalam memanggang seafood, tapi umumnya mereka menggunakan bumbu dasar yang sama, menyerupai terasi, kecap manis, kunyit, jahe, ketumbar, dan tentunya cabai pedas.
Nah, di posting ini penulis ingin memperkenalkan sejenis seafood panggang yang cukup populer di negeri jiran kita, yaitu Portuguese Grill. Entah kenapa menggunakan nama Portugis, padahal kuliner ini tidak ada hubungannya samasekali dengan negara tersebut. Mungkin efek kolonialisasi Portugis pada periode ke-16 di wilayah Semenanjung Malaysia, dimana ikut memperkaya kuliner lokal menyerupai kari, dan ikan bakar.
Bumbu seafood panggang Portugis khas lokal yang ada dikala ini tentu saja telah diadaptasi dengan selera lokal, dimana bumbunya cenderung didomanisasi terasi dan ebi (udang kering).
Di Kuala Lumpur dan sekitarnya cukup banyak tempat yang menjual Portuguese Grill ini, tapi ada satu tempat yang ingin penulis rekomendasikan. Tempatnya selalu ramai dan penuh antrian terutama jam makan siang dan makan malam, yaitu yang berada di mal Mid Valley, tepatnya dalam Oasis Food Court.
Ada sekitar 40-an jenis sajian yang disajikan, dari banyak sekali jenis ikan, udang, cumi, kerang, dan semuanya sanggup divariasikan dengan beberapa jenis sayuran lokal, termasuk petai.
Setiap jenis sajian telah disiapkan sebelum dijual, dan disatukan dengan bumbu khas mereka yang dibungkus dalam aluminium foil. Setiap pesanan kemudian akan dipanggang di atas lempengan wajan, sehabis itu disajikan dengan sepiring nasi putih hangat.
Aroma bumbu sambal yang didominasi udang kering dan terasi pribadi menyeruak ketika bungkusan aluminium foil dibuka, luar biasa gurihnya ditemani nasi hangat - apalagi dimakan pakai tangan.
Soal kesejukan sajian, jangan kuatir - lebih sering pembeli tidak kebagian alasannya ialah kehabisan pesanan yang luar biasa ramainya. Makara mereka menyiapkan hidangan gres setiap harinya.
Oh ya, yang melayani kebetulan para mbak-mbak asal Jawa Timur - sangat cekatan dan galak kalau ada pembeli yang tidak mau mengantri.
Untuk harga, seporsi sajian termasuk nasi berkisar dari RM7 hingga RM10, atau sekitar Rp. 21.000,- hingga Rp. 30.000,-.